BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan dalam mengkonsumsi kebutuhannya
sehari-hari. Dengan perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan industri
semakin tinggi dan kompleks. Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup
pesat adalah jenis industri makanan dan minuman. Seiring dengan munculnya
pesaing-pesaing baru, persaingan diantara industri makanan dan minuman menjadi
sangat ketat.
Secara
keseluruhan, hasil indeks loyalitas pelanggan kategori industri makanan dan minuman
menurun. Loyalitas industri makanan dan minuman tahun 2009 sebesar 72,8% lalu pada tahun 2010 turun menjadi 69,5%. Hasil tersebut
diakibatkan loyalitas di dalam jenis industri makanan dan minuman sendiri
mengalami penurunan, salah satunya adalah industri makanan dan minuman kategori
kecap. Tahun lalu rata-rata loyalitas pelanggan industri makanan dan minuman
kategori kecap sebesar 75,2%, sekarang turun menjadi 69,9%.
Gejala
penurunan loyalitas pada industri makanan dan minuman kategori kecap tersebut
diakibatkan perubahan situasi dan kondisi ekonomi yang berpengaruh pada harga
jual. Konsumen menjadi selektif dalam menentukan keputusan pembelian merek
kecap yang dipilihnya.
Kecap ABC mengalami penurunan loyalitas pelanggan dibanding tahun
sebelumnya, jika pada tahun 2005 loyalitas pelanggan kecap ABC sebesar 75,2%,
sekarang turun menjadi 69,9%. Turunnya
loyalitas pelanggan kecap ABC mengindikasikan bahwa pembelian konsumen kecap
ABC pun mengalami penurunan.
dalam kurun waktu selama 4 tahun market share kecap ABC terus menerus
mengalami penurunan, pada tahun 2009 market share kecap ABC sebesar 64,4%, lalu pada tahun 2010 turun menjadi 54,7%, kemudian pada tahun 2011 turun menjadi 54,2%, dan sekarang pada tahun 2012 market share kecap ABC turun lagi menjadi
52,8%. Penurunan market share
tersebut menggambarkan turunnya penjualan kecap ABC atau turunnya keputusan
pembelian kecap ABC pada konsumen.
Merek terkenal dipercaya dapat menghasilkan lebih
banyak uang bagi perusahaannya. Merek yang kuat adalah jalan untuk
mempertahankan penjualan di atas rata-rata. Brand
value (BV) Kecap ABC walaupun sempat mengalami kenaikan dari tahun 2002
hingga tahun 2003 namun menurun drastis dari tahun 2003 hingga tahun 2012. Selain itu dari sisi awareness,
kecap ABC menunjukan kecenderungan menurun dari tahun ke tahun.
Hal ini sangat berbahaya
apabila kecap ABC tidak segera mengantisipasinya. Menanggapi persaingan ketat diantara produsen
kecap, diduga PT Heinz ABC Indonesia selaku produsen kecap ABC, menata ulang
kegiatan promosinya dalam upaya meningkatkan brand awareness dan penjualan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan Kecap ABC dalam
promosi adalah advertising. Untuk
mengkomunikasikan diferensiasi produk baru dari kecap ABC dibutuhkan promosi
berupa advertising di berbagai media.
Karena bila kecap ABC melakukan diferensiasi produk baru namun tidak dapat
mengkomunikasikan dengan baik kepada konsumen, maka produk baru tersebut akan
sulit untuk dijual. Oleh karena itu
dibutuhkan promosi berupa advertising
untuk membantu memperkenalkan produk baru kecap ABC kepada konsumen.
Penurunan
anggaran advertising kecap ABC dari
Rp.40,4 Milyar pada tahun 2004 menjadi Rp.13,9 Milyar pada tahun 2005 dapat
pula dijadikan sebab yang mengakibatkan turunnya brand awareness dan penjualan kecap ABC.
Bertitik tolak dari uraian-uraian tersebut
maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk
Kecap ABC Di kota Jambi.
untuk lebih lengkapnya silahkan download disini
Download file Ms. Power Point disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar